Tandan bunga terletak
pada ketiak daun dan mulai muncul setelah tanaman berumur satu tahun di
lapangan. Karena pada ketiak daun terdapat potensi untuk menghasilkan bakal
bunga, maka semua faktor yang mempengaruhi pembentukan daun juga akan
mempengaruhi potensi bakal bunga serta dapat juga mempengaruhi perkembangan
bunga. Bakal bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan sebelum bunga mekar (anthesis), sedangkan pemisahan bunga
jantan dan betina terjadi sekitar 14 bulan sebelum anthesis (Breure dan Menendez,
1990). Penentuan jenis kelamin bunga merupakan proses penting dalam rasio seks
kelapa sawit. Semakin tinggi rasio seks maka semakin banyak bunga betina,
sehingga peluang untuk mendapatkan produktivitas tandan yang tinggi akan
semakin besar. Akan tetapi, masih terdapat permasalahan kerawanan aborsi bunga betina
ketika berkembang. Penyebab aborsi bunga betina adalah karbohidrat yang kurang
untuk perkembangan bunga, kurangnya ketersediaan air, dan pengurangan daun yang
terlalu banyak sehingga tanaman mengalami cekaman. Kerawanan aborsi bunga
biasanya terjadi pada lima bulan sebelum bunga mekar (Corley, 1976).
Tanaman kelapa sawit
mulai berbuah pada umur 2.5 tahun setelah ditanam di
lapang dan buahnya masak pada umur 5-6 bulan setelah
penyerbukan. Buah yang telah matang akan lepas dari tandannya yang disebut
dengan membrondol. Keadaan tersebut digunakan sebagai tanda kematangan buah. Tandan buah
segar (TBS) dipanen saat kematangan buah ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan
telah lepas/kg TBS untuk tandan yang beratnya lebih dari 10 kg dan
2 brondolan untuk tandan yang beratnya kurang dari 10 kg (Fauzi et al., 2007). Menurut Naibaho (1998)
apabila dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi
ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga
buah mulai lepas dari tandan.
Daftar Pustaka:
Breure, C.J. and T. Menendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescences in oil palm (Elaeis guineensis). Experimental Agriculture. 26: 99-115
Corley, R.H.V. 1976. Inflorescence abortion and sex differentiation, p.37-55. In R.H.V. Corley, J.J. Hardon, and B.J. Wood (Eds.). Palm Oil Research. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Setyawibawa, dan R. Hartono. 2007. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.
Daftar Pustaka:
Breure, C.J. and T. Menendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescences in oil palm (Elaeis guineensis). Experimental Agriculture. 26: 99-115
Corley, R.H.V. 1976. Inflorescence abortion and sex differentiation, p.37-55. In R.H.V. Corley, J.J. Hardon, and B.J. Wood (Eds.). Palm Oil Research. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Setyawibawa, dan R. Hartono. 2007. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.
Naibaho,
P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. 306 hal.
0 komentar:
Post a Comment