Kelapa sawit berkembang biak dengan cara
generatif. Tanaman tersebut memiliki banyak
jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Psifera,
dan Tenera. Dura merupakan kelapa sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal
sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah, tetapi biasanya tandan
buahnya besar‐besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%. Adapun tipe Deli Dura adalah tipe Dura yang berasal dari Kebun Raya Bogor (Setyamidjaja, 2006). Psifera
buahnya tidak memiliki cangkang tetapi bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Tenera merupakan persilangan antara
Dura dan Psifera. Jenis tersebut dianggap bibit
unggul sebab melengkapi kekurangan masing‐masing induk dengan sifat cangkang buah tipis, tetapi bunga betinanya
tetap fertil. Beberapa varietas Tenera unggul memiliki persentase daging 90% dan kandungan
minyak pertandannya dapat mencapai 28 persen.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil
berakar serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat
menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai
radius 16 m. Keadaan akar tersebut bergantung pada umur tanaman, sistem
pemeliharaan, dan aerasi tanah. Di sekitar pangkal batang keluar akar-akar
adventif yang menggantung. Jika sudah mencapai tanah, akar-akar adventif akan
berubah menjadi akar biasa (Sastrosayono, 2003).
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian
pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di
kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage
leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun
(Sunarko, 2007).
Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu. Pada tanaman
kelapa sawit terdapat bunga
betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah. Akan tetapi, seringkali terdapat pula tandan bunga betina yang
mendukung bunga jantan (hermaprodit). Tandan bunga jantan
dibungkus oleh seludang bunga yang pecah ketika bunga tersebut matang. Tandan
bunga yang masak akan memiliki bau yang khas. Pada tanaman kelapa sawit muda,
jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi
perbandingan tersebut
akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman. Bunga betina terletak
dalam tandan bunga yang muncul pada ketiak daun. Letak bunga betina dan bunga
jantan pada satu pohon terpisah dan matangnya tidak bersamaan, sehingga tanaman
kelapa sawit biasanya menyerbuk silang. Penyerbukan terjadi
dengan bantuan angin atau oleh
serangga (Setyamidjaja, 2006).
Daftar Pustaka:
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 63 hal.
Daftar Pustaka:
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 63 hal.
Setyamidjaja,
D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya &
Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 69 hal.
0 komentar:
Post a Comment