Agribisnis Potensial

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati dengan rendemen terbesar bila dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya.

More Use dan More Uses

Hampir setiap produk yang kita gunakan sehari-hari (baik pangan maupun non pangan) terbuat dari minyak kelapa sawit.

Sumber Energi Alternatif

Kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat setiap tahun dan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil membuat kita harus semakin beralih pada bahan bakar alternatif.

Salah Satu Aset Bangsa

Pada tahun 2008 terjadi peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit menjadi 7.3 juta ha dengan produksi CPO mencapai 19.40 juta ton.

Pengelolaan yang Menekankan Nilai Sosial dan Lingkungan

Suhu harian lingkungan hutan sekunder tidak berbeda nyata dengan lingkungan perkebunan kelapa sawit (PPKS, 2005)

2013/03/21

Alur Sederhana Pengolahan Kelapa Sawit


Tandan buah segar yang sudah tiba di pabrik harus segera diolah menjadi CPO agar meminimalkan peningkatan asam lemak bebas dalam minyak. Apabila dalam 24 jam lebih TBS belum diolah maka dapat dikatakan restan pabrik. Secara umum proses pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi lima alur, yaitu sterilization, threshing, digestion, pressing, dan clarification.
Sterilization
            Proses pertama dilakukan perebusan TBS kelapa sawit dalam sterilizer berupa bejana uap bertekanan 2.8-3 kg/cm2 selama 90 menit. Perebusan ini berfungsi untuk menonaktifkan enzim lipase yang berperan menaikkan asam lemak bebas pada minyak, memudahkan pelepasan brondolan pada tandan, dan melunakkan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan.
Threshing
            Tandan buah segar yang telah direbus diangkat menggunakan housting crane dan dituang ke dalam theser melalui hopper yang berfungsi menampuh TBS rebusan. Di dalam theser TBS dibanting untuk memisahkan brondolan dari tandan dengan kecepatan putara 23-25 rpm.
Digestion
            Brondolan yang sudah terpipil selanjutnya ditampung oleh fruit elevator dan dibawa oleh distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap-tiap digester. Di dalam digester buah dilumat dan diaduk untuk memisahkan antara daging buah (mesokarp) dengan biji. Proses pelumatan biasanya berlangsung selama 30 menit.
Pressing
            Brondolan yang sudah dilumatkan kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press). Proses ini untuk mendapatkan minyak kasar dari mesokarp buah. Dari proses ini diperoleh minyak kasar, ampas, dan biji. Biji yang bercampur dengan serat akan dimasukkan ke alat cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar akan dialirkan ke stasiun pemurnian.
Clarification
            Minyak kasar yang dihasilkan harus segera dimurnikan agar tidak menurunan kualitas minyak akibat proses hidrolisis dan oksidasi. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifugasi, dan penguapan.

Kebutuhan Tenaga Pemanen Kelapa Sawit


Kebutuhan tenaga kerja harus mempertimbangkan luas areal dan kemampuan pekerja agar pekerjaan panen dapat terselesaikan dengan baik. Pada sistem block harvesting system, para pemanen sudah memiliki hancak tetap masing-masing yang sudah diatur oleh mandor panen. Contoh perhitungan kebutuhan tenaga pemanen seperti berikut:
Luas areal TM = 934.57 ha
Jumlah tenaga panen Mei 2012 = 51 orang
Tenaga dibutuhkan = (934.57/18) + ((934.57/18)x10%) = 57 orang
Kekurangan tenaga panen = 6 orang
Tenaga belajar panen = 3 orang
Rasio tenaga kerja berkisar 1:18, artinya setiap pemanen memiliki areal panen seluas 18 ha selama satu rotasi panen. Jumlah dasar tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk memenuhi rasio 1:18 adalah sejumlah 52 orang. Sisanya, sebanyak 10% dari jumlah kebutuhan utama tenaga pemanen merupakan cadangan apabila dalam keseharian terdapat pemanen yang tidak masuk kerja ataupun produksi buah sedang meningkat. Apabila terjadi kelebihan tenaga, maka kelebihannya akan dialihkan pekerjaan rawat hancak. Selain kuantitas dari kebutuhan pemanen, kualitas dari setiap individu pemanen pun perlu menjadi perhatian agar pemanen dapat bekerja secara optimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Menurut Fauzi et al. (2007), kebutuhan tenaga pemanen dipengaruhi oleh kerapatan panen, luas hancak yang akan dipanen, kapasitas panen, berat janjang rata-rata, dan populasi per blok. Perhitungan kebutuhan tenaga pemanen adalah sebagai berikut:
Tenaga pemanen = (A ×B ×C ×D)/E
Keterangan :
A = Luas hancak yang akan dipanen (ha)
B = Kerapatan panen
C = Berat janjang rata-rata (kg)
D = Populasi (pohon/ha)
E = Kapasitas panen/HK
Perhitungan yang berdasarkan Fauzi et al. (2007) lebih mengoptimalkan basis borong yang diperoleh oleh seorang pemanen dengan strategi memperluas hancak ketika kerapatan panen rendah. Akan tetapi perhitungan tersebut memiliki kelemahan karena kualitas tenga pemanen yang kurang disiplin dan faktor usia pemanen yang mempengaruhi penyelesaian hancak panen. Perolehan produksi pun diharapkan lebih meningkat dibandingkan taksasi dengan tenaga panen aktual yang dipekerjakan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More