2013/05/18

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT


Penanaman kelapa sawit harus dengan perencanaa yang matang karena sekali salah menanam maka efeknya bisa 25 tahun. Bibit kelapa sawit yang unggul diperoleh dari pemilihan varietas yang unggul, pembelian benih bersertifikat, penanaman, dan pemeliharaan yang baik.
             Ada dua jenis pembibitan yang sering dilakukan oleh perusahaan perkebunan, yaitu pembibitan single stage dan double stage. Pembibitan single stage adalah metode pembibitan dengan satu tahapan dimana benih langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal 0.2 mm) di lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan dan ketika bibit berumur 3 bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. Double stage adalah metode pembibitan dengan tahapan pre nursery  selama 3 bulan dan main nursery selama 9 bulan. Pada tahapan pre nursery kecambah ditanam pada baby bag berukuran 14 cm x 23 cm (tebal 0.1 mm) di bedengan dan ketika berumur 3 bulan bibit dipindahkan menuju main nursery dengan mengganti polybagnya dengan tipe large bag. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan kelapa sawit, diantaranya:
a.       Pemilihan Lokasi Pembibitan
-          Lokasi pembibitan harus dekat dengan sumber air
-          Lahan pembibitan harus berareal datar.
-          Lokasi pembibitan harus dekat dengan pemukiman agar dapat mudah dikontrol.
-          Lokasi pembibitan harus terbebas dari hama dan penyakit tanaman.
-          Memiliki drainase yang baik
b.      Persiapan Pre Nursery
-          Lokasi antara pre nursery dan main nursery harus saling berdekatan dan bersih dari gulma.
-          Bedengan untuk pre nursery dibuat arah Timur-Barat dengan lebar 1.2 m dan hindari adanya guludan tanah. Jarak antar bedengan 0.6-1.0 m dengan ditepi bedengan diberi papan penahan.
-          Naungan tidak wajib ada pada pembibitan pre nursery kelapa sawit. Apabila akan memakai naungan maka intensitas naungan adalah 60% dengan lama naungan hingga bibit berumur 10 minggu. Dua minggu sebelum transplanting naungan dihilangkan secara bertahap agar bibit tidak stres ketika dipindah ke lapangan terbuka.
c.       Penanaman Kecambah
-          Kebutuhan baby bag untuk penanaman adalah ± 200 + 2 % (untuk kebutuhan 1 ha ketika transplanting “ 200 kecambah”).
-          Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang sudah diayak sebelumnya untuk memisahkan batu atau partikel besar lainnya.
-          Tanah yang sudah diayak selanjutnya dimasukkan ke dalam baby bag sebanyak ± 1 kg tanah + 10 gram TSP. Pengisian tanah ke baby bag harus dalam keadaan kering agar tidak terjadi pemadatan tanah. Kegiatan pengisian tanah ke dalam baby bag harus selesai seminggu sebelum penanaman dan setiap hari baby bag harus disiram dengan air.
d.      Seleksi Kecambah & Bibit
-          Sebelum melakukan penanaman, kecambah terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan percepatan pertumbuhannya. Selanjutnya, kecambah diseleksi sesuai kenormalan kecambah.  Jenis kecambah yang normal adalah sebagai berikut: kecambah dengan panjang plumula-radikula 10 mm atau 25 mm, kecambah dengan bentuk membantat, kecambah dengan akar terpuntir, serta kecambah dengan akar dan pucuk terpuntir. Sedangkan jenis kecambah abnormal adalah sebagai berikut: kecambah bentuk garputala, kecambah bentuk garputala dan mata pancing, kecambah bentuk tongkat pengait, kecambah tanpa akar, dan kecambah terhambat.
-          Seleksi juga terdapat pada tahap pre nursery dan main nursery. Pada tahap pre nursery bibit diseleksi pada umur 4-6 minggu dan sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery. Di tahap main nursery seleksi dilakukan pada bibit umur 3-4 bulan, 9 bulan, dan sebelum bibit ditransplanting menuju lahan.
-          Pada pre nursery, jenis bibit yang abnormal adalah sebagai berikut, twisted shoot, chollenta, khimera, grass leaf, rolled leaf, dan crinkle leaf. Sedangkan jenis bibit yang abnormal pada main nursery adalah khimera, juvenil, short broad pinnae, wide internode, short internode, narrow pinnae, erect, tunas datar, bibit terkena penyakit (antraknosa sp, culvularia sp, corticum sp), dan crown diseases.
e.       Penyiraman
-          Seminggu sebelum kecambah ditanam, baby bag harus disiram dengan air setiap hari.
-          Pada tahap pre nursery, bibit disiram dua kali sehari dengan jumlah 0.2-0.3 Liter/hari. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari.
-          Sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery, large bag disiram dengan air hingga keadaan jenuh air.
-          Pada tahap main nursery, bibit disiram sebanyak dua kali sehari sebanyak 2-3 liter/hari.
f.       Pemupukan
-          Pada tahap pre nursery, pemupukan pertama kali dilakukan ketika memasukkan tanah pada baby bag. Pupuk yang digunakan adalah TSP dengan dosis 10 gram/baby bag. Selanjutnya, kecambah yang sudah ditanam di pupuk pada umur 4 minggu dengan pupuk urea. Bibit yang baru tumbuh tidak dibenarkan dipupuk dalam bentuk granula sehingga pupuk diaplikasikan dengan cara disemprot. Pupuk urea sebanyak 30 gram dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit. Pupuk tersebut selalu diberikan seminggu sekali hingga bibit berumur 10 minggu. Di minggu ke 11 dan 12 bibit dipupuk dengan 40 gram urea + 15 gram MOP. Pupuk tersebut dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit.
-          Selanjutnya di tahap main nursery, tanah pada large bag sebelumnya seminggu sebelum transplanting sudah dicampurkan dengan pupuk TSP sebanyak (30 gram TSP + 50 gram dolomit)/large bag. Selanjutnya bibit dipupuk dengan pupuk NPK 15:15:6:4 sebanyak 4 gram di minggu ke 13 dan 15. Berikut adalah jadwal pemupukan di main nursery
Umur bibit (bulan)
Cara aplikasi
Jumlah pupuk per bibit
13
Disebar
4 g NPK (15:15:6:4)
15
Disebar
4 g NPK (15:15:6:4)
17
Disebar                 
5 g NPK (12:12:17:2)
19
Disebar
5 g NPK (12:12:17:2)
21
Disebar
7.5 g NPK (12:12:17:2)
23
Disebar
7.5 g NPK (12:12:17:2)
25
Disebar
7.5 g NPK (12:12:17:2)
27
Disebar
7.5 g NPK (12:12:17:2)
29
Disebar
10 g NPK (12:12:17:2)
31
Disebar
10 g NPK (12:12:17:2)
33
Disebar
15 g NPK (12:12:17:2)
35
Disebar
15 g NPK (12:12:17:2)
37
Disebar
15 g NPK (12:12:17:2)
39
Disebar
15 g NPK (12:12:17:2)
41
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)
43
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)
45
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)
47
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)
49
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)
51
Disebar
18 g NPK (12:12:17:2)

g.      Pemindahan Bibit ke Lapangan
-          Bibit yang sudah berumur 12 bulan sudah siap untuk dipindah tanamankan. Satu bulan sebelum dipindahkan bibit diangkat dan diputar 1800 untuk memutus perakaran yang sudah menembus large bag. Hal tersebut juga untuk mengantisipasi stres ketika tanaman dipindahkan. Perlakuan tersebut diulangi dua minggu kemudian.
-          Sebelum bibit dipindah tanamankan terlebih dahulu disiram hingga jenuh air.
-          Pemindahkan bibit harus dilakukan hati-hati agar tidak ada organ tanaman yang rusak.

3 komentar:

Artikelnya sangat bermanfaat.
Sukses selalu :)
www.goldenmandiri.com

Berbagi pengalaman tentang usaha kebun sawit: beberapa faktor penentu harga kebun sawit yang meliputi harga tanah dan biaya pembangunan (operasional) kebun. Bila anda belum pernah memiliki kebun sawit sebelumnya dan sekedar membuka wawasan, berikut kami sajikan ulasan mengenai penentu harga kebun sawit di sumatera

1. Lokasi
Lahan semakin dekat dan mudah ke akses jalan akan membuat harga tanah tinggi dan akan lebih tinggi lagi bila lokasi kebun itu dekat dengan PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Sebagai perbandingan harga kebun di lokasi yang akses jalannya susah (jauh) pada kebun umur 3 tahun tanam seharga Rp.40juta/hektar, di lokasi yang aksesnya mudah (dekat) dengan kondisi yang sama dengan diatas bisa dihargai Rp.100juta bahkan lebih per hektarnya.

2. Jenis tanah
Jenis tanah darat lebih baik dari tanah gambut. Tanah yang konturnya relatif datar lebih baik dari tanah berbukit. Tanaman sawit adalah tanaman yang membutuhkan banyak air, jadi tanah yang dekat dengan sumber air (muka air tanah yang tidak terlalu dalam) akan sangat baik pertumbuhannya.

3. Jenis bibit yang ditanam
Tidak jarang kebun sawit dibuat dengan tujuan nantinya akan dijual kembali/ investasi. Tentu kebun yang seperti ini kurang meyakinkan sumber bibitnya, karena pemilik tidak mengharapkan hasil panen terbaik, hanya untuk dijual/ trading. Bibit yang baik sebaiknya berasal dari produsen yang sudah dilegitimasi, seperti PPKS (PPP Marihat dan PPP Medan/RISPA), PT. Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), Dami Mas (SMART), dan Sriwijaya (Selapan Jaya).

4. Perawatan tanaman
Operasional kebun yang terawat sejak dari awal akan memberikan potensi panen yang optimal, karena perawatan yang baik akan memberikan keseragaman tanaman baik dari segi umur dan kecukupan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Kebun yang dirawat dengan baik akan berproduksi secara optimum hingga umur 30 tahun.

5. Umur tanam
Semakin produktif kebun akan semakin tinggi harganya. Namun bagi anda yang berminat membeli kebun yang sudah berproduksi tentunya harus mempertimbangkan usia tanamannya. Membeli kebun pada saat berbuah pasir (sekitar umur 2 tahun tanam) lebih baik daripada yang baru saja siap ditanam, karena pada umur ini sudah mulai bisa kita lihat buah yang keluar. Biasanya secara visual kondisi kebun secara umum dapat kita perkirakan baik atau tidak

6. Legalisasi lahan
Sebelum membeli pastikan apa surat legalitas yang ada. Apakah SHM, SKGR, SKT, dll. Tentu makin tinggi status surat legalitasnya akan semakin mahal harga kebun tersebut.

Demikian semoga bermanfaat..

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More