Agribisnis Potensial

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati dengan rendemen terbesar bila dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya.

More Use dan More Uses

Hampir setiap produk yang kita gunakan sehari-hari (baik pangan maupun non pangan) terbuat dari minyak kelapa sawit.

Sumber Energi Alternatif

Kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat setiap tahun dan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil membuat kita harus semakin beralih pada bahan bakar alternatif.

Salah Satu Aset Bangsa

Pada tahun 2008 terjadi peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit menjadi 7.3 juta ha dengan produksi CPO mencapai 19.40 juta ton.

Pengelolaan yang Menekankan Nilai Sosial dan Lingkungan

Suhu harian lingkungan hutan sekunder tidak berbeda nyata dengan lingkungan perkebunan kelapa sawit (PPKS, 2005)

2013/01/27

Indonesia Raja (Versi Lengkap)

Klik "Read More" untuk melihat video

2013/01/18

Beberapa Fakta Menarik Terhadap Lingkungan Kelapa Sawit
















































Manajemen Panen Kelapa Sawit


Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke konsumen. Manajemen adalah suatu proses kegiatan usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Sedangkan organisasi menurut (Sumardjo, 2010) adalah suatu kumpulan individu yang bersama-sama menjadi suatu sistem, melalui suatu hierarkhi jabatan dan pembagian kerja untuk berusaha mencapai tujuan tertentu. Apabila manajemen suatu perusahaan baik, tetapi organisasinya tidak baik, maka keadaan perusahaan tersebut tidak akan sukses. Sebaliknya, jika organisasi baik tetapi manajemen jelek, maka akan timbul mis-manajemen. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari sembilan unsur manajemen, yang meliputi pengelolaan sumberdaya manusia, pengelolaan modal, pengelolaan barang dan bahan, pengelolaan mesin-mesin, pengelolaan teknis lapangan, pengelolaan peluang pasar, pengelolaan waktu, pengelolaan sumberdaya alam, dan pengelolaan fakta menjadi data dan informasi (Risza, 2010).
Perencanaan dalam pemanenan dilakukan ketika tanaman akan beralih dari tanaman belum menghasilkan (TBM) ke tanaman menghasilkan (TM). Kegiatan perencanaan tersebut diantaranya penentuan jumlah tenaga pemanen, prosedur pelaksanaan, persiapan hancak panen, persiapan akses jalan panen dan perlengkapan panen, sistem administrasi, dan waktu pelaksanaan.
Pengorganisasian kegiatan panen dikelola oleh asisten divisi yang bertanggung jawab kepada estate manager. Seorang asisten divisi berhak memilih seorang mandor I sebagai pengawas dan penanggung jawab kegiatan lapangan. Pembagian tugas dan hancak karyawan panen dilakukan oleh mandor panen selain bertugas melakukan pengawasan terhadap anggotanya masing-masing. Setiap individu yang terlibat dalam organisasi panen harus memiliki kemampuan kerjasama dalam tim selain kemampuan teknis di lapangan.
Pengarahan dalam menjelaskan strategi untuk mencapai tujuan bersama adalah tanggung jawab manager dan asisten divisi. Seorang pemimpin perlu memiliki integritas dan komunikasi yang baik dalam memberi pengarahan sehingga staf dan karyawan pun paham dan bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Biasanya manager akan memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada asisten divisi terkait pencapaian target produksi. Asisten divisi langsung merespon arahan tersebut dengan mengkoordinasikan kepada seluruh karyawan di divisi. Komunikasi yang tidak efektif kepada karyawan dapat menyebabkan pekerjaan tidak terarah sehingga terjadi pemborosan karena biaya yang dikeluarkan tidak mencapai target yang diinginkan. Dalam mempengaruhi karyawannya, seorang asisten dapat melakukan kekuasan ganjaran, yaitu menggunakan imbalan agar karyawan bekerja dengan baik, atau kekuasaan paksaan seperti memberikan sangsi apabila karyawan tidak bekerja dengan baik. Selain itu, karyawan pun dapat dipengaruhi oleh kekuasaan ahli berupa kemampuan teknis, pengalaman, dan kecerdasan teori yang dimiliki seorang pemimpin (Sumardjo, 2010).
Pengawasan menjadi fungsi terakhir dalam manajemen agar seluruh perencanaan dan  kegiatan dalam mencapai tujuan bersama dapat berjalan secara optimal. Seluruh standar kerja dan prestasi kerja karyawan harus selalu dievaluasi oleh seorang pemimpin. Hal tersebut juga dapat menjadi motivasi karyawan untuk selalu bekerja dengan baik. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan melihat laporan administrasi dan melihat langsung kondisi di lapangan. Selain kemampuan teknis dan teori, seorang pemimpin juga harus menguasai permasalahan yang terdapat di lapangan agar dapat segera diambil keputusan atau solusinya.

Daftar Pustaka:
Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. 225 hal.
Sumardjo. 2010. Komunikasi organisasi p.291-309. Dalam A.V.S Hubeis (Ed). Dasar - Dasar Komunikasi. Sains KPM IPB Press. Bogor

2013/01/01

Perkembangan Bunga - Buah Matang Kelapa Sawit


Tandan bunga terletak pada ketiak daun dan mulai muncul setelah tanaman berumur satu tahun di lapangan. Karena pada ketiak daun terdapat potensi untuk menghasilkan bakal bunga, maka semua faktor yang mempengaruhi pembentukan daun juga akan mempengaruhi potensi bakal bunga serta dapat juga mempengaruhi perkembangan bunga. Bakal bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan sebelum bunga mekar (anthesis), sedangkan pemisahan bunga jantan dan betina terjadi sekitar 14 bulan sebelum anthesis (Breure dan Menendez, 1990). Penentuan jenis kelamin bunga merupakan proses penting dalam rasio seks kelapa sawit. Semakin tinggi rasio seks maka semakin banyak bunga betina, sehingga peluang untuk mendapatkan produktivitas tandan yang tinggi akan semakin besar. Akan tetapi, masih terdapat permasalahan kerawanan aborsi bunga betina ketika berkembang. Penyebab aborsi bunga betina adalah karbohidrat yang kurang untuk perkembangan bunga, kurangnya ketersediaan air, dan pengurangan daun yang terlalu banyak sehingga tanaman mengalami cekaman. Kerawanan aborsi bunga biasanya terjadi pada lima bulan sebelum bunga mekar (Corley, 1976).


Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2.5 tahun setelah ditanam di lapang dan buahnya masak pada umur 5-6 bulan setelah penyerbukan. Buah yang telah matang akan lepas dari tandannya yang disebut dengan membrondol. Keadaan tersebut digunakan sebagai tanda kematangan buah. Tandan buah segar (TBS) dipanen saat kematangan buah ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepas/kg TBS untuk tandan yang beratnya lebih dari 10 kg dan 2 brondolan untuk tandan yang beratnya kurang dari 10 kg (Fauzi et al., 2007). Menurut Naibaho (1998) apabila dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga buah mulai lepas dari tandan.

Daftar Pustaka:
Breure, C.J. and T. Menendez. 1990. The determination of bunch yield components in the development of inflorescences in oil palm (Elaeis guineensis). Experimental Agriculture. 26: 99-115

Corley, R.H.V. 1976. Inflorescence abortion and sex differentiation, p.37-55. In R.H.V. Corley, J.J. Hardon, and B.J. Wood (Eds.). Palm Oil Research. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam.

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Setyawibawa, dan R. Hartono. 2007. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.


Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 306 hal.

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27 0C dengan suhu maksimum 33 0C dan suhu minimum 22 0C sepanjang tahun. Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit berkisar 1 250 3 000 mm dengan penyebaran merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering kurang dari tiga bulan) dan curah hujan optimal berkisar 1 750 2 500 mm. Curah hujan kurang dari 1 250 mm dan jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan merupakan faktor pembatas yang berat. Lama penyinaran matahari yang optimal adalah enam jam per hari dan kelembaban nisbi untuk kelapa sawit berkisar 50 90% (Sugiyono et al., 2003). Sinar matahari dapat mendorong pertumbuhan vegetatif, pembentukan bunga, dan produksi buah. Berkurangnya penyinaran matahari akan mengurangi proses asimilasi untuk memproduksi karbohidrat dan pembentukan bunga (sex ratio) yang berakibat berkurangnya jumlah bunga betina. Selain itu, kelapa sawit yang kurang mendapatkan sinar matahari, pertumbuhannya akan tinggi, kurus, dan lemah, serta produksi daunnya sedikit (Risza, 2010).


Bentuk wilayah yang sesuai untuk kelapa sawit adalah datar sampai berombak yaitu wilayah dengan kemiringan lereng antara 0 8 %. Tekstur tanah yang paling ideal untuk kelapa sawit adalah lempung liat berdebu, lempung berliat dan lempung liat berpasir (Sugiyono et al., 2003).

Daftar Pustaka:

Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 306 hal.

Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. 225 hal.



Karakteristik Botani Kelapa Sawit


Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Tanaman tersebut memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Psifera, dan Tenera. Dura merupakan kelapa sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah, tetapi biasanya tandan buahnya besarbesar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Adapun tipe Deli Dura adalah tipe Dura yang berasal dari Kebun Raya Bogor (Setyamidjaja, 2006). Psifera buahnya tidak memiliki cangkang tetapi bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera merupakan persilangan antara Dura dan Psifera. Jenis tersebut dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masingmasing induk dengan sifat cangkang buah tipis, tetapi bunga betinanya tetap fertil. Beberapa varietas Tenera unggul memiliki persentase daging 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28 persen.

Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil berakar serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m. Keadaan akar tersebut bergantung pada umur tanaman, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah. Di sekitar pangkal batang keluar akar-akar adventif yang menggantung. Jika sudah mencapai tanah, akar-akar adventif akan berubah menjadi akar biasa (Sastrosayono, 2003).

Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun (Sunarko, 2007).

Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu. Pada tanaman kelapa sawit terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah. Akan tetapi, seringkali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan (hermaprodit). Tandan bunga  jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah ketika bunga tersebut matang. Tandan bunga yang masak akan memiliki bau yang khas. Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman. Bunga betina terletak dalam tandan bunga yang muncul pada ketiak daun. Letak bunga betina dan bunga jantan pada satu pohon terpisah dan matangnya tidak bersamaan, sehingga tanaman kelapa sawit biasanya menyerbuk silang. Penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau oleh serangga (Setyamidjaja, 2006).

Daftar Pustaka:
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 63 hal.


Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya & Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 69 hal.

Sekilas Tentang Kelapa Sawit

Sawit yang secara terminologi berarti "kecil" merupakan tanaman tropis yang berasal dari negara Nigeria. Alam Indonesia yang beriklim tropis dan wilayah yang mendukung merupakan potensi besar negara Indonesia sebagai produsen kelapa sawit dunia. Pada awalnya, tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda mulai mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim. Tahun 1911, Andrien Hallet mencoba menanam kelapa sawit secara komersial di Sungai Liput (Aceh) dan Pulu Raja (Asahan). Pohon kelapa sawit tertua saat ini berada di Kebun Raya Bogor yang pertama kali di datangkan pada tahun 1948 dari Bourbon dan Amsterdam.

Tahun ke tahun permintaan akan minyak nabati terutama minyak kelapa sawit terus meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia.  Minyak kelapa sawit yang menjadi bahan baku produk pangan dan non pangan berupa mentega, minyak goreng, sabun, lilin, kosmetik, dan biofuel semakin tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan kehidupan manusia saat ini. Peran penting perkebunan akan semakin meningkat di masa depan. Krisis energi dunia telah menempatkan posisi perkebunan pada tingkat yang sangat penting. Perkebunan tak lagi hanya terkait masalah pangan, tetapi kini perkebunan berada di persimpangan kepentingan antara food, feed dan fuel.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More