Tandan buah
segar yang sudah tiba di pabrik harus segera diolah menjadi CPO agar
meminimalkan peningkatan asam lemak bebas dalam minyak. Apabila dalam 24 jam
lebih TBS belum diolah maka dapat dikatakan restan pabrik. Secara umum proses
pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi lima alur, yaitu sterilization, threshing, digestion, pressing, dan clarification.
Sterilization
Proses pertama
dilakukan perebusan TBS kelapa sawit dalam sterilizer berupa bejana uap
bertekanan 2.8-3 kg/cm2 selama 90 menit. Perebusan ini berfungsi
untuk menonaktifkan enzim lipase yang berperan menaikkan asam lemak bebas pada
minyak, memudahkan pelepasan brondolan pada tandan, dan melunakkan buah untuk
memudahkan dalam proses pengepresan.
Threshing
Tandan buah
segar yang telah direbus diangkat menggunakan housting crane dan dituang ke
dalam theser melalui hopper yang berfungsi menampuh TBS rebusan. Di dalam
theser TBS dibanting untuk memisahkan brondolan dari tandan dengan kecepatan
putara 23-25 rpm.
Digestion
Brondolan yang sudah terpipil
selanjutnya ditampung oleh fruit elevator dan dibawa oleh distributing conveyor
untuk didistribusikan ke tiap-tiap digester. Di dalam digester buah dilumat dan
diaduk untuk memisahkan antara daging buah (mesokarp) dengan biji. Proses pelumatan
biasanya berlangsung selama 30 menit.
Pressing
Brondolan yang
sudah dilumatkan kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press). Proses
ini untuk mendapatkan minyak kasar dari mesokarp buah. Dari proses ini
diperoleh minyak kasar, ampas, dan biji. Biji yang bercampur dengan serat akan
dimasukkan ke alat cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara biji dan
seratnya, sedangkan minyak kasar akan dialirkan ke stasiun pemurnian.
Clarification
Minyak kasar yang dihasilkan harus
segera dimurnikan agar tidak menurunan kualitas minyak akibat proses hidrolisis
dan oksidasi. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan dengan sistem
pengendapan, sentrifugasi, dan penguapan.